Thursday, 1 September 2011

Gila, Lelaki Makan Anak Sendiri

Seorang lelaki di Papua New Guinea telah ditangkap kerana memakan anaknya yang masih bayi di majlis sebuah keramaian.

Semua orang di majlis tersebut berasa marah dengan tindakan lelaki itu.

Artikel dari blog indonesia :

MELBOURNE–Warga dari sebuah kota  di Papua New Guinea mengatakan, mereka telah menemukan seorang lelaki berlatar belakang pengguna dadah disyaki memakan anaknya yang baru lahir dalam sebuah ritual sihir. Polis mengatakan warga di wilayah pinggiran kota Tabubil, daerah Barat, terbangun  akibat suara jerit tangisan bayi itu.

Setelah mengetahui bahawa  ayah memakan anaknya, sekelompok orang ramai mengamuk dan mengejar lelaki tersebut sampai ke balai polis, tempat dia ditahan setelah melalui perjuangan yang singkat. Polis mengatakan penemuan mereka gagal menyelamatkan nyawa bayi itu, yang meninggal akibat luka yang dideritanya.

Ketua PolisTabubil Demas Tapea mengatakan petugas polis telah menahan seorang lelaki dan isterinya untuk ditanyai sejumlah pertanyaan. “Hal itu merupakan insiden yang sangat ngeri,” kata Sersan Tapea. “Masyarakat kecewa dan marah namun mereka juga takut serta khuatir kerana ada kepecayaan terhadap sihir atau ilmu hitam,” katanya.

Sersan Tapea mengatakan tersangka utama telah dikenal . “Para penduduk setempat mengatakan lelaki itu melakukan ritual sihir, atau upaya untuk meningkatkan ilmu menjadi sakti,” katanya.

Tape juga mengatakan tersangka memiliki catatan sejarah panjang tentang penggunaan dadah dan dia tidak terkejut bila hal semacam itu terjadi padanya. “Beberapa tahun lalu dia menjadi gila yang diduga akibat dadah,” katanya.

Pada 2009, diperkirakan sekitar 50 orang terbunuh dalam pembunuhan terkait sihir kerana kematian yang mendadak atau tidak masuk akal dalam sebuah komuniti masyarakat tertutup.
Sejumlah misi Kristiani dan pemerintah Australia untuk wilayah itu, bersama dengan penguatkuasa Papua New Guinea, telah mengerahkan segala upaya  untuk mengakhiri kepercayaan terhadap sihir, namun hal itu sukar diatasi.

 

No comments:

Post a Comment